Paku diatas pagar



Ada sebuah keluarga kecil disuatu daerah, keluarga kecil tersebut terdiri dari sepasang suami istri yang dikaruniai satu anak perempuan yang amat cantik. Namun sayang anak perempuan ini memiliki sifat tempramen yang sangat tinggi, dia mudah sekali meledak dan mengeluarkan kata-kata cacian yang menyakitkan hati orang lain. 

Diam-diam sang Ibu memperhatikan sifat anaknya ini yang amat sulit melawan amarah dan rasa tidak sukanya terhadap seseorang. Ibunya khawatir sifat ini akan terbawa sampai anaknya dewasa. Akhiirnya sang Ibu berinisiatif untuk memberikan pekerjaan kepada anaknya perempuan sematawayangnya ini untuk menancapkan paku dipagar setiap kali dia tidak dapat menahan amarahnya.
Maka dengan mudah anaknya melaksanakan perintahnya tersebut. Dalam sehari  bisa sampai 5-6 paku yang tertancap dipagar tiap kali gadis tersebut marah. Dan semakin hari semakin bertambah jumlahnya.

Namun, hari demi hari jumlah per pakunya mulai berkurang, gadis ini sudah mulai bisa mengendalikan amarahnya. Melihat perubahan ini sang Ibu merubah perintah yang telah dikerjakan rutin oleh anak gadisnya ini. Kali ini Ibunya meminta anaknya untuk mencabut satu paku setiap anaknya berhasil menahan amarahnya.
Hari demi hari pake pake dipagar mulai berkurang seiring amarah sang gadis yang sudah mukai terkendali. Dan pada akhirnya paku-pake dip agar itu pun habis sudah. Meski sudah habis dicabut ada bekas cacat pada pagar tersebut karena dulu saat gadis tersebut marah dia menancapkan paku tersebut dengan amat sangat keras kepada pagar tersebut.  Dan si anak memberitahukannya pada sang Ibu. 

Ketika melihat pagar tersebut sang Ibu bergumam “Begitulah hati orang-orang yang telah kau sakiti, sekalipun kau telah mencabut luka paku dari hatinya, akan selalu ada bekas disana dan tidak mungkin kembali sempurna seperti dahulu kala.”

source: unknown

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments:

Post a Comment

what's your opinion?